Ingin Berbisnis dengan Teman? Ketahui Dulu Peraturannya Agar Tidak Mengganggu Hubungan Pertemanan

Memiliki sebuah bisnis mungkin merupakan impian terpendam bagi banyak orang. Dengan berbisnis, Anda akan mendapatkan keuntungan yang menggiurkan dan bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan. Tentu, membutuhkan biaya yang cukup besar jika Anda benar-benar ingin menekuni bidang ini. Maka, tak jarang seseorang mengajak temannya untuk berbisnis bersama agar modal biaya yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi. Eits , tapi jangan asal mengajak teman untuk berbisnis bersama sebelum Anda mengetahui peraturan berikut ini!

Apa yang sebaiknya dilakukan?

Segala bentuk peraturan, selalu mencakup hal apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak. Jika Anda berpikir untuk memulai bisnis dengan seorang teman, ingatlah hal-hal yang sebaiknya dilakukan berikut ini.

Menjaga Komunikasi

Anda mungkin mengetahui bahwa sebuah hubungan akan bertahan lama jika terdapat komunikasi yang terbuka. Hal ini juga berlaku dalam hubungan pertemanan, terlebih saat menjalin bisnis bersama. Menurut Josh Rubin, pemilik dan CEO Post Modern Marketing memahami pentingnya menjaga komunikasi yang terbuka antara Anda dan teman yang menjadi rekan bisnis. “Saya memperkerjakan dua teman baik saya dan mempercayai mereka untuk mengerjakan pekerjaan sesuai jabatannya masing-masing. Namun, tak lama kemudian, audit menemukan fakta bahwa teman saya membayar kesepakatan kontrak lebih banyak dari jumlah yang telah disepakati menggunakan uangnya sendiri. Akibatnya, hubungan pertemanan dan binis kami rusak. Jadi, tips dari saya, bagi siapapun yang memulai bisnis dengan teman, jangan pernah memulai binsis hanya dengan janji,” sarannya.

Tentukan Peran Sejak Awal

Agar tidak bingung di pertengahan &;jalan,&; tentukan sejak awal mengenai jabatan dan tanggung jawab masing-masing. Ini akan memastikan bahwa bisnis Anda berjalan lancar dan meminimalkan risiko perebutan kekuasaan. Bill Widmer, Co-Founder The Wandering RV berbagi pengalamannya saat memulai bisnis dengan Kayla yang tak lain adalah tunangannya, “Saat memulai bisnis ini, saya dan Kayla tidak memiliki peran. Kami hanya &;Co-Owners.&; Kami melakukan banyak hal. Pada awalnya, sistem seperti ini memang bekerja, namun membuat kami stres. Sekarang, kami sudah berada di &;posisi&; masing-masing dan mengetahui peran apa yang harus dijalankan. Jika ada sesuatu yang salah, kami tahu &;kesalahan&; siapa itu. Jadi, orang itu bisa bertanggung jawab dan memperbaikinya.”

Ada Hitam di Atas Putih

Salah satu pakar, Adam Cole yang berhasil menyutradarai Grant Park Academy of the Arts bersama sahabatnya, menganggap bahwa salah satu kunci keberhasilannya adalah dengan menuliskan semuanya. “Kami menyewa pengacara dan menyusun perjanjian,” kata Cole. “Butuh waktu dan sedikit ketidaknyamanan ketika kami merenungkan apa yang mungkin terjadi antara hubungan pertemanan dan bisnis. Tetapi, sekarang kami memiliki rencana untuk mundur jika hubungan pertemanan atau bisnis berubah.”

Apa yang sebaiknya dihindari?

Mungkin terlihat wajar untuk menjalankan bisnis dengan seorang teman. Tetapi, ada beberapa jebakan yang sebaiknya Anda hindari jika ingin menjaga bisnis tetap berjalan dan hubungan pertemanan tidak terganggu.

Jangan memulai bisnis dengan teman hanya karena menyukai satu sama lain

Pasti, Anda dan teman baik saling cocok satu sama lain, karena kalau tidak, bagaimana mungkin kalian dapat berteman? Tetapi, kompatibilitas tidak selalu sama setelah menjalankan bisnis bersama. Jadi, bagaimana bisa tahu apakah Anda dan teman dapat menjadi rekan bisnis yang hebat? “Jika Anda dan teman atau pasangan Anda tidak dapat berkomunikasi secara produktif atau jika setiap ketidaksetujuan berubah menjadi pertengkaran, maka orang itu mungkin tidak cocok sebagai mitra bisnis,” ungkap Bret Bonnet yang turut mendirikan Quality Logo Products bersama dengan sahabatnya, Michael Wegner.

Jangan Membuat Asumsi

Anda dan teman telah berbagi nilai, selera, dan pengalaman bersama. Tetapi, bukan berarti hal itu berjalan seirama dengan kebisaan kerja dan tujuan bisnis Anda. Kedua belah pihak harus sepakat tentang apa yang mereka ingin capai dalam bisnis mereka. Alex Moen, salah seorang pendiri Match Made Coffee membagikan pengalamannya, “Saya pernah mengalami masalah ketika teman-teman tidak sepenuhnya memahami bahwa memulai bisnis membutuhkan komitmen yang sangat besar. Pada akhirnya, mereka meninggalkan bisnis dan menempatkan tim yang tersisa ke dalam situasi yang sulit.” Jadi baginya, semua orang harus jelas mengenai komitmen waktu yang diperlukan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Diskusikan dengan jelas sejak awal, berapa jam per-minggu waktu kerja yang dihabiskan masing-masing atau berapa banyak usaha yang dibutuhkan setiap orang untuk berkontribusi demi mencapai tujuan tersebut.

Jangan Campurkan Masalah Pribadi dan Bisnis

“Ingat, bahwa apapun yang terjadi pada bisnis Anda, tidak ada hubungannya dengan persahabatan yang terjalin. Dan begitupun sebaliknya,” ucap Moen. Seperti kata pepatah, bisnis bukanlah urusan pribadi. Untuk membantu Anda bersikap profesional, perlu ditegaskan dalam diri kalau kantor adalah kantor dan rumah adalah rumah. Pembicaraan Anda dengan rekan bisnis harus tetap berada pada pihak masing-masing. Gunakan pesan dan email pribadi untuk masalah pribadi dan email bisnis untuk masalah bisnis.

Jangan Biarkan Hubungan Bisnis Mengambil Alih Pertemanan

Menjadi rekan bisnis dengan teman dapat mengubah hubungan secara fundamental. Akan tetapi, memprioritaskan bisnis Anda bukan berarti mengurangi koneksi secara emosional. “Kecuali Anda tidak keberatan kehilangan teman,” ucap Widmer. “Selalu utamakan dan pertahankan persahabatan. Ingat hal ini sebagai jalan keluar jika semua rencana bisnis berantakan, sehingga Anda berdua tahu orang lain akan terus mendukung dan meski kehilangan sesuatu, persahabatan tidak akan rusak.”

Lewat ke baris perkakas