Kisah Inspirasi Irzan Raditya Bersama Yesboss

Jerman dikenal sebagai negara dengan berbagai penemu terkenal dan teknologi canggihnya. Sebut saja Johannes Guttenberg (penemu mesin cetak) atau Konrad Zuse (penemu dan perintis komputer). Bahkan fisikawan tersohor Albert Einstein pun lahir di Jerman.

Kisah Inspirasi Irzan Raditya Bersama Yesboss

Pencapaian Jerman di bidang sains pun berpengaruh signifikan bagi perkembangan dunia. Penghargaan Nobel juga telah diberikan kepada lebih dari seratus orang Jerman. Mantan Presiden RI, BJ. Habibie pun, dulu pernah bersekolah dan bekerja di Jerman. Kini di zaman serba digital, ada sosok Irzan Raditya (CEO & Co-founder, Yesboss) yang juga jebolan universitas di Jerman.

Kepada InfoKomputer, Irzan yang merupakan alumnus HTW (The Hochschule für Technik und Wirtschaft) Berlin jurusan Computer Science bercerita bahwa dirinya sempat meniti karier di Jerman selama empat tahun di berbagai perusahaan startup, seperti Rocket Internet dan Takeaway.com.

“Saya memulai karier saya sebagai app developer dan terakhir saya menjabat sebagai Head of Mobile Product di Takeaway.com dari tahun 2013 hingga Q3 2015,” tuturnya.

Irzan mengaku sejak kecil sudah senang berkarya. “Sejak kecil saya menekuni dunia seni dari mulai gambar, ilustrasi, hingga selama 13 tahun saya juga aktif di dunia permusikan [dengan] menjadi pemain band,” tutur Irzan.

Meskipun aktif di bidang seni, Irzan mengaku juga mencintai dunia teknologi dan telekomunikasi yang dikenalkan oleh ayahnya sejak masih kecil. “Dari kecil saya sudah dikenalkan kepada dunia TI oleh ayah saya yang memang profesional di bidang telekomunikasi,” kata Irzan

Ia pun mengingat ketika handphone masih besar sekali bentuknya, benda tersebut sudah ada di rumahnya. “Sewaktu SD pun saya paling hobi mengeksplorasi Microsoft Paint, kemudian kelas 6 SD sempat belajarhacking game PlayStation juga,” ucapnya.

“Dulu waktu SD saya jualan gambar karikatur yang saya buat untuk teman-teman saya, sewaktu SMP saya jualan mixtape CD lagu-lagu, waktu SMA saya jual jasa bot Ragnarok Online, karena pada saat itu belum banyak yang menggunakan internet broadband,” kenangnya.

Hobi ini pun berlanjut sewaktu ia berkuliah di Jerman. “Saya juga nge-band, otomatis jualan lagu, album, merchandise. Kebetulan dari kecil memang hobi jualan dan bisa melihat opportunity yang ada,” terang Irzan.

Antara Seni, Teknologi, dan Bisnis

Menginjak dewasa, Irzan pun mencoba meleburkan minatnya di bidang seni, teknologi, dan bisnis. Hasratnya ialah membuat karya yangimpactful dan bermanfaat bagi orang banyak di Indonesia. Maka Irzan pun memilih terjun ke dunia entrepreneur, meski di keluarganya tidak ada yang memiliki latar belakang entrepreneur. “Bisa dibilang saya adalahentrepreneur by accident,” ujarnya.

Walhasil Irzan pun berkarya lewat layanan Yesboss buatannya. Dibantu tiga orang temannya, Irzan merancang layanan asisten virtual pribadi yang menawarkan berbagai macam jasa.

Dibantu tiga orang temannya, Irzan merancang layanan asisten virtual pribadi Yesboss yang menawarkan berbagai macam jasa.

Keunikan Yesboss adalah mampu menjawab permasalahan minimnya waktu yang dimiliki orang yang sibuk di ibukota via layanan asisten pribadi virtual. Layanan ini dapat memenuhi kebutuhan penggunanya dengan cara yang mudah, aman, dan nyaman.

Ide awalnya, Irzan bercerita, dimulai ketika ia tengah berlibur ke Indonesia. Saat itu ia melihat kondisi jalanan yang macet, semua terlihat sibuk sehingga waktu seolah menjadi makin sedikit. Dari situ ide membuat asisten pribadi virtual pun muncul, apalagi melihat karakter orang-orang di ibukota yang haus dilayani.

Bulan Juni 2015 pun menjadi momentum bagi Irzan memulai aktivitas operasional Yesboss di Indonesia. Hingga saat ini sudah ada 50-an karyawan Yesboss yang melayani 50 ribu user. Ia menyatakan bahwa dalam seharinya, Yesboss melayani hingga 1.000 permintaan via SMS yang 70%-nya berasal dari Jakarta.

Kini, sudah ada kurang lebih tiga puluh partner yang berafiliasi dengan Yesboss. Irzan menyatakan bahwa akhir Februari 2016 merupakan waktu peluncuran Yesboss.

Kolaborasi B2B dan B2C

Pria yang tengah berfokus membangun Yesboss ini pun mengaku juga pernah membuat empat startup, di antaranya Amplitweet (Tweet-to-download service for artists and musicians, 2011), Cape & Fly (Superhero-themed Clothing Line, 2013), STYYLI (Social-Fashion Platform, 2013-2014), serta Rumah Diaspora (Airbnb for Indonesian overseas, 2015).

Ketika ditanya apakah lebih suka menjalankan bisnis B2B atau B2C, pria yang mengidolakan Steve Jobs ini mengaku lebih menyukai membangunstartup yang mengkombinasikan layanan B2C dan B2B secara bersamaan. “B2C untuk fokus growth dan virality di customer base-nya, B2B untuk fokus di growth revenue-nya,” ujarnya.

Belum lama ini, Yesboss terpilih sebagai satu dari sepuluh startup untukpitching di Osaka Hack Day, Jepang. Dari 630 pendaftar, Yesboss menjadi salah satu yang terpilih mewakili Indonesia. Di acara tersebut, William Tanuwijaya (CEO & Founder Tokopedia) juga menjadi speaker dan judge di pitching.

Sayangnya, Yesboss belum berhasil meraih kemenangan. Namun Irzan bersyukur karena mendapatkan kesempatan berbagi permasalahan kepada publik internasional mengenai masalah yang terjadi di Indonesia, berikut solusi yang dapat diberikan dalam bentuk teknologi.

Bagi Irzan, menjaga komunikasi dan memberikan kepercayaan satu sama lain, serta juga transparansi untuk semua hal yang dilakukan menjadi modal awal untuk menjaga kekompakan sesama founders.

“Buat kami sebagai pionir dari layanan asisten pribadi virtual di Indonesia, strategi terbaik adalah selalu senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kami terhadap para pengguna dan menciptakan teknologi yangscalable sehingga layanan YesBoss bisa dinikmati semakin banyak pengguna,” pungkas Irzan.

Lewat ke baris perkakas