Ini Kunci bagi Startup Lokal menjadi Pemenang di era Digital

Para perusahaan rintisan (Startup) harus memiliki strategi bersaing yang kuat agar mampu menjadi pemenang di era ekonomi digital. Demikian dituangkan dalam Disertasi “Kinerja Bisnis yang Berkelanjutan melalui Pengembangan Strategi Bersaing dan Reputasi Perusahaan Berbasis Penciptaan Nilai dan Kekuatan Persaingan Industri (Suatu Model Keberlanjutan Digital pada Industri Kreatif Digital di Indonesia)” karya Doktor Muhammad Awaluddin kala menjadi promovendus sidang promosi doktoral di Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, Rabu (27/4). Awaluddin berhasil mempertahankan disertasinya di depan tim penguji yang dipimpin Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Nury Effendi, S.E., M.A., Ph.D dan lulus dengan nilai cumlaude.

“Saya memberikan porsi bagi strategi bersaing itu 60% jika startup ingin menang di era ekonomi digital. Sekitar 30% untuk penciptaan nilai, dan sisanya penggunaan teknologi,” kata Pria yang hanya butuh 2 tahun 4 bulan menyelesaikan pendidikan S3 tersebut dalam sharing session regular dengan IndoTelko, kemarin.

Dijelaskannya, startup memiliki tahapan berbeda untuk pertumbuhan bisnis dengan entitas korporasi tradisional, sehingga strategi bersaing yang tepat harus dimiliki jika ingin bertahan. “Startup ada fase inkubasi, akselerasi, dan proses Go To Market. Kalau tak jelas strateginya dan sibuk urus teknologi bisa keteteran. Karena itu biasanya ada mentoring dari pihak-pihak yang berpengalaman,” kata Pria yang juga menjadi Direktur Enterprise dan Business Service Telkom itu.Diungkapkannya, dalam penelitian yang dilakukannya ditemukan Digital Activation yang bisa menjadi salah satu model bisnis diadopsi startup.

Model bisnis ini pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan yang harus dilewati untuk dapat menjadi perusahaan berkinerja baik.

Ada lima tahapan dalam model Digital Activation versi Awaluddin yakni Discovery dimana di tahap ini startup telah menemukan kompetensi inti dalam proses penciptaan produk atau layanan yang dibutuhkan pasar.

Berikutnya, retention yakni fase dimana startup terus melakukan perbaikan produk dan jasa untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Empower dimana startup sudah menerapkan strategi bersaing yang efektif.

Activation, dimana startup mulai memanfaatkan pentingnya reputasi perusahaan dan pembentukan brand untuk mengejar pasar yang lebih luas agar dapat mengakselerasi skala produksi lebih tinggi.

Terakhir, managed, dimana pada fase ini startup mengoptimalisasi pengelolaan operasionalnya sehingga terbentuk bisnis proses yang efektif dan efisien dimana akhirnya pada peningkatan profitabilitas dalam mencapai pertumbuhan kinerja bisnis yang berkelanjutan. “Lima tahapan itu kalau disingkat, DREAM. Kita harus berani bermimpi untuk berhasil,” filosofinya.

Sekadar diketahui, Indonesia telah menyatakan ekonomi digital sebagai salah satu pilar perekonomian di masa depan.Setidaknya sinyal menjadi energi digital Asia telah dilontarkan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan salah satunya di Indonesia E-Commerce Summit and Expo (IESE), kemarin.

“Potensi digital ekonomi kita ini besar sekali. Oleh sebab itu, ini adalah sebuah peluang, ada opportunity di sini yang harus diisi segera. Dunia persaingan, dunia kompetisi memang kejam, tetapi itu adalah tantangan yang harus kita hadapi. Dan kita harus berani menghadapi,” tuturnya.Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pun tengah memutar otak agar startup bisa mendapatkan pembiayaan yang lebih ramah, salah satunya dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar dapat dikonversi menjadi modal ventura.

Lewat ke baris perkakas