10 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memulai Sebuah Perusahaan

1. Apakah ini Venture pertama Anda?

Jikalau Anda sudah pernah berhasil dalam membangun suatu venture bersama investor dan menghasilkan banyak uang, Anda mungkin hanya perlu menghubungi salah satu investor untuk menjelaskan ide baru Anda dan bagaimana ide ini nantinya akan mendatangkan uang yang lebih banyak lagi untuknya. Dan Anda dapat melewatkan hal nomor 2 di bawah. Kenyataannya, venture kedua justru seringkali gagal karena kesombongan.

Namun, jika venture pertama Anda gagal, Anda akan mempertimbangkan kembali apakah usaha tersebut patut dicoba kembali dan ya, Anda telah sering mendengar cerita mengenai orang-orang yang telah berusaha dan gagal berkali-kali sebelum akhirnya mereka berhasil. Anda cenderung akan melewatkan cerita orang-orang yang telah mencoba berkali-kali dan tidak pernah mencapai kesuksesan.

Dengan kata lain, apakah benar Anda seorang Entrepreneur?

2. Apakah benar Anda seorang Entrepreneur?

Banyak sekali daftar di luar sana untuk mengecek kebenaran hal ini namun sesungguhnya ini merupakan ujian terhadap keberanian Anda.

  • Tahap akhir menuju kesuksesan Anda, ketika semuanya kelihatan mudah namun sesungguhnya tidak. Ketika Anda memasuki tahap ini, Anda akan memperoleh banyak uang tetapi tahap selanjutnyalah yang akan sangat menguji Anda. Apakah anda siap menghadapinya atau malahan Anda mengira tahap kesuksesan ini bertahan selamanya? Perhatikan hal nomor 7 di bawah “Memulai suatu perusahaan itu sulit dan tidak pasti.”
  • Masa-masa sulit ketika Anda tidak memiliki pekerjaan. Hal inilah yang memaksa munculnya kewirausahaan (entrepreneurship) karena sekalipun venture itu gagal, ia akan membuat resume Anda kelihatan lebih baik daripada kosong sama sekali. Perhatikan hal nomor 9 dibawah “Akankah Anda menolak pekerjaan dengan gaji tinggi demi melakukan hal ini?” Jika jawabannya tidak, maka sudah jelas kemana Anda akan melangkah. Jika jawaban Anda adalah sebaliknya, maka perlakukan periode sulit ini sebagai pembelajaran dan sekaligus untuk mengisi bagian kosong dari resume Anda. Bisa jadi Anda beruntung dalam membawa perubahan setelah menolak pekerjaan yang sangat Anda inginkan untuk melakukan hal ini. Namun jangan berharap banyak pada keberuntungan karena keberuntungan itu berubah-ubah.

3. Apakah Venture ini melibatkan hal yang benar-benar Anda pahami?

Bisakah Anda menjawab pertanyaan dari semua orang tanpa catatan di tangan Anda? Apakah orang lain menanyakan pendapat Anda mengenai hal ini? Banyak orang berbicara mengenai passion. Ya, Anda perlu memperhatikan hal tersebut, namun pemahaman, pengetahuan, dan keahlian-lah yang akan membawa Anda melewati berbagai proses ketika passion itu melemah.

4. Apakah Ibu Anda memahami value proposition Anda?

Tentulah Ibu Anda menginginkan anaknya sukses, tetapi Anda tidak dapat hanya mengandalkan Ibu Anda berkata,”Iya sayang, itu kedengarannya hebat. Aku yakin kamu bisa melakukannya.” Namun apakah Ibu Anda dapat sungguh-sungguh memahaminya? Dapatkah ia menjelaskan venture Anda kepada teman-temannya? Ini bisa menjadi ujian bagi Anda untuk menghindari pemikiran yang melenceng mengenai ide Anda. Pastikan semua orang memahaminya seperti Anda.

5. Dapatkah Anda melihat gelombang (wave) yang benar?

Setiap venture memerlukan gelombang yang benar agar berhasil. Banyak sekali tantangan yang harus anda hadapi untuk menuju kesuksesan startup Anda. Anda perlu menemukan suatu tren yang dapat menjadi teman Anda untuk melawan pemain lama. Hal ini mungkin kelihatannya bertentangan dengan hal nomor 3 dimana ditekankan pada akal sehat. Namun keduanya dapat dilakukan bersamaan. Salah satu contoh tren adalah pergerakan dari periklanan secara offline menuju online. Penting bagi Anda untuk dapat menjelaskan bagaimana Anda memperoleh perhatian besar dari audiens dengan usaha dan biaya yang rendah tersebut tapi tetap dapat memberikan hasil atau profit yang besar.

Ada gelombang yang besar dan ada gelombang yang kecil. Gelombang yang besar sudah sangat jelas dan mungkin semua orang telah menemukannya. Maka inilah saatnya Anda menemukan gelombang yang lebih kecil dari gelombang besar yang sudah ada.

Dapatkah Anda menjelaskan gelombang yang kecil dan besar dalam waktu 30 detik?

6. Apa yang ingin dicapai Startup Anda ketika bertumbuh?

Apakah Anda menginginkan bisnis yang bergerak di bidang lifestyle? Atau usaha yang bertumbuh cepat sehingga Anda dapat menjualnya dalam kurun waktu dua tahun? Atau Anda malah ingin membangun sebuah perusahaan besar dan menemukan diri Anda di cover majalah Fortune?

Jujurlah pada diri Anda, kepada investor dan partner Anda.

Bayangkan kesuksesan Anda, seperti apa yang Anda inginkan? Apakah Anda hanya bekerja empat jam per minggunya, sementara karyawan dan website Anda menjalankan bagiannya mengalirkan dana untuk memenuhi hidup Anda yang fun. Apakah Anda baru saja mencapai suatu kesepakatan penjualan venture Anda kepada perusahaan XYZ MegaCorp dan memperoleh uang banyak. Ataukah Anda adalah seorang CEO yang memegang saham terbesar dari suatu perusahaan yang apabila sedikit saja kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat menghancurkan seluruh usaha Anda sepanjang dekade ini dan mencintai setiap menitnya.

7. Memulai suatu perusahaan itu sulit dan tidak pasti

Tingkat kegagalan untuk venture yang didanai oleh keuangan sendiri adalah 90% dan tingkat kegagalan venture yang didanai oleh pihak luar adalah 33%. Maka dari itu pendanaan dari Venture Capital (VC) patut dirayakan. Memang kemungkinannya sangat kecil untuk memperoleh dana dari Venture Capital bagi entrepreneur yang baru pertama kali membangun venture. Jadi, kesempatan untuk pertama kali memulai startup itu sangatlah sulit, bahkan mungkin bermain rolet di Vegas masih lebih menguntungkan.

Bagi perusahaan yang berhasil, mereka pasti telah melewati masa-masa dengan perut bergejolak, waktu-waktu yang membuat stress, yang jauh lebih lama dari yang dapat dipikirkan orang-orang. Jangan pernah percaya kalau ada entrepreneur yang membuatnya terdengar mudah karena mereka sesungguhnya telah lupa rasanya melewati masa-masa itu.

8. Bekerja dengan partner atau bekerja sendiri?

Tidak ada jawaban benar atau salah untuk pertanyaan ini. Hal ini bergantung pada diri Anda sendiri, tipe entrepreneur yang bagaimanakah Anda? Bekerja dengan partner berarti pembagian keuntungan 50/50, sama. Bukan 49/51 atau pembagian persentase lainnya.

Kesepakatan pembelian atau penjualan dalam perjanjian dengan partner juga hal yang penting untuk pencegahan yang bijak karena semua orang bisa berubah. Kebutuhan dan motivasi setiap orang akan berubah seiring berjalannya waktu. Mungkin Anda yang nantinya ingin keluar dari partnership dan memulai startup lain. Atau Anda ingin membeli bagian partner Anda. Semua kemungkinan dapat terjadi dan perjanjian yang dilakukan seharusnya saling menguntungkan.

9. Akankah Anda menolak pekerjaan dengan gaji tinggi demi melakukan hal ini?

Benarkah? Seberapa tinggikah gaji tersebut sampai membuat Anda tidak akan menolaknya.

10. Dapatkah Anda memperoleh keuangan yang cukup?

Tingkat kegagalan untuk venture yang didanai oleh keuangan sendiri adalah 90% (perhatikan hal nomor 7). Anda mungkin tidak memerlukan dana yang besar, cukup dana yang sesuai untuk jenis startup yang Anda bangun (perhatikan hal nomor 6).

Satu poin terakhir : apakah Anda mengetahui paling sedikit satu orang investor yang memiliki dana sebesar itu dan menginvestasikan uangnya untuk venture yang sejenis? Ataukah Anda mengenal seseorang yang mengenal baik investor semacam itu. Jika jawabannya tidak, maka kemungkinan untuk memperoleh dana akan semakin sulit.

Tekad, kepandaian, dan kerja keras bisa mengalahkan tantangan atau kesulitan tersebut. Namun lebih baik lagi apabila Anda memperhitungkan kesulitan-kesulitan tersebut sebelum memulai.

Lewat ke baris perkakas